Rabu, 22 Desember 2010

Riba dari pendeta Nasrani sampai MC kinsey

Dan jika kamu meminjamkan sesuatu kepada orang karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang dosa pun meminjamkan kepada orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tapi kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan baik tidak mengharapkan balasan. Maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan yang Maha Tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak mau berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. (Lukas 6:34-35).
Petikan Lukas 6:34-35 itu dengan gamblang menunjukkan dilarangnya praktik membungakan uang (riba). Larangan riba, ternyata terdapat baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Karena itu, para pendeta Nasrani pada awal abad I-XII menyerukan dihapusnya praktik itu.
Mereka meminta agar bunga dikembalikan kepada pemiliknya. Bunga dalam pandangan mereka adalah bentuk yang diminta sebagai imbalan yang melebihi jumlah barang yang dipinjamkan di awal. Termasuk di sini harga barang yang tinggi untuk penjualan kredit, juga termasuk bunga terselubung.
Sejalan dengan waktu, larangan itu mulai dikritisi oleh para scholar Kristen. Di antara mereka ada Robert of Courcon (1152-1218), William A (1160-1220), St Raymond of Pennatore (1180-1278), St Bonaventure (1221-1274), dan Thomas Aquinas (1225-1274). Para cendekiawan Kristen itu memilah bunga menjadi dua interest dan usury.
Yang menyebut bunga sebagai usury itu berasal dari kata Latin usura yang berarti 'menggunakan' (use) sesuatu. Dalam konteks ini menggunakan modal, sehingga usury adalah harga dari menggunakan uang. Sedang yang menyebut interest berasal dari akar kata bahasa Latin interio yang berarti 'untuk kehilangan' (to be lost).
Ada juga yang mengatakan interest berasal dari bahasa Latin interesse yang bermakna 'datang di tengah' (to come in between) yaitu kompensasi kerugian yang muncul di tengah transaksi bila si peminjam tidak mengembalikan sesuai waktu. Dari sinilah kemudian penyimpangan ajaran gereja muncul, karena bunga dipandang sebagai kompensasi kehilangan atau kerugian.
Pelaku yang membungakan pinjaman mulai mendapatkan angin ketika muncul para reformis seperti Martin Luther (1483-1536), Zwingli (1454-1531), Bucer (1491-1551), dan John Calvin (1509-1564). Mereka berpendapat bunga itu dosa kalau memberatkan. Mereka juga merekomendasikan untuk tidak mengambil bunga dari orang miskin. Dengan begitu secara implisit bunga tidak berdosa bila dikenakan dengan cara yang tak memberatkan. juga, bila bunga dipungut dari orang kaya. Pada periode itulah Raja Henry VIII memutuskan berpisah dengan gereja Katolik Roma, dan pada tahun 1545 riba resmi dibolehkan di Inggris asalkan tidak lebih dari 10 persen. Pada tahun 1571 Ratu Elizabeth I kembali membolehkan riba. Dan dibebaskannya praktik riba itu terus berlangsung hingga sekarang.
Kini umat Nasrani tidak merasa 'berdosa' lagi melakukan praktik itu. Sementara umat Islam -- di Indonesia -- terbelah dalam menanggapi riba bank. Seperti yang telah dilansir dari penelitian Bank Indonesia, 55 persen responden di Jawa (kecuali DKI), mengatakan riba tidak bertentangan dengan agama alias 'halal'.
Islam dan Nasrani yang sama-sama agama samawi menegaskan, riba tidak boleh dilakukan. Tapi waktu sangat perkasa mengubah keyakinan itu. Waktu pula yang telah dan akan terus mengingatkan bahaya riba dan pembungaan.
Pengalaman Indonesia mengalami krisis yang panjang, adalah salah satunya. Ketika Indonesia di puncak krisis (1997-1998), bunga telah menunjukkan eksploitasinya yang luar biasa bagi kehidupan ekonomi bangsa.
"Deposan mendapatkan bunga 60-70 persen, sementara bank-bank yang baik maupun buruk mengalami kesulitan yang luar biasa, bahkan sebagian besar dari bank-bank tersebut bangkrut," demikian analisis Mc Kinsey & Co.
Waktu telah berbaik hati. Ingatan kita yang pendek disadarkan kembali betapa rusaknya praktik bunga dengan datangnya krisis. Bila tidak sadar juga, paling-paling, waktu akan melibas lagi dengan krisis yang lebih dalam.
(http://www.fatimah.org/artikel/riba.htm)

1 komentar:

  1. How to make money using Bitcoin. A guide to building an online
    Withdrawals are quick. There are no wagers involved, but in theory, the payout หาเงินออนไลน์ of money you 샌즈카지노 make can be as high as 인카지노 $50. These are real money games like

    BalasHapus